Belajar Kampung sampai ke Bangkok

Para peserta berdiskusi tentang apa yang mereka jumpai. Warga lokal pun ikut menyaksikan pemaparan tersebut dan memberi tanggapan atas temuan para peserta.

FANNY AZZAHRA & FEBRINA PRABARANI

Minggu, 30 Juni 2024, kami, dua mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Universitas Brawijaya, terbang ke Bangkok, Thailand. Kami mengikuti workshop internasional yang diselenggarakan oleh Southeast Asia Neighborhoods Network (SEANNET).

Pada 2022 lalu, FISIP Universitas Brawijaya melakukan kesepakatan dengan SEANNET untuk melakukan rangkaian kegiatan tridarma di Kampung Songgoriti, Kota Batu. Workshop kali ini merupakan bagian dari tim peneliti dari Universitas Brawijaya untuk belajar bersama para peneliti lain se-Asia Tenggara mengenai masyarakat dan lingkungan di kampung-kampung lain.

Workshop diselenggarakan selama 3 hari 2 malam di Khlong Bang Luang, Bangkok. Pada hari pertama, aktivitas yang dilakukan cukup padat. Setiap negara memaparkan pengalaman mereka bersama kampungnya masing-masing.

Seluruh tim yang terlibat menjelaskan progress dari projek mereka selama 15 menit. Sesi tanya jawab dilakukan setelah presentasi berakhir.

Laporan perkembangan dari masing-masing kota. (Foto: Albrani Keristiadi)

Menyusuri Kampung

Di hari kedua, peserta dibagi menjadi tiga kelompok dengan destinasi yang berbeda-beda. Kelompok pertama pergi mengunjungi kuil Buddha di sekitar kanal. Di kuil Buddha Wat Kamphaeng, peserta di kelompok pertama mendapatkan informasi mengenai cara kerja dan struktur kuil dari biksu setempat. Para biksu sangat kooperatif menjawab semua pertanyaan dari anggota kelompok.

Kelompok kedua fokus pada kegiatan ekonomi yang terjadi di Khlong Bang Luang. Para peserta mengunjungi vendor-vendor di sana untuk mengamati dan belajar tentang perekonomian lokal.

Setelah berjalan-jalan, diketahui bahwa masyarakat di sana cukup individualis terhadap bisnis yang mereka jalani. Hal itu dapat dilihat dengan absennya pihak atau organisasi yang fokus mengatur jalannya perekonomian di Bang Luang.

Sedangkan kelompok ketiga pergi dengan perahu mengelilingi wilayah kanal dan sungai. Para anggota kelompok ketiga menyusuri kanal dari Bang Luang selama 3 jam. Dalam perjalanan itu, para peserta berdiskusi tentang apa yang mereka jumpai sepanjang menyusui sungai. Mulai dari masalah lingkungan hingga situs-situs budaya yang dilewati.

Selain di atas perahu, peserta juga turun dari perahu untuk mengunjungi pasar dan makan siang di sana. Kegiatan ditutup dengan kembali menaiki perahu menyusuri perkotaan Bangkok.

Bersiap naik perahu keliling Bangkok. (Foto: Febrina Prabarani)

Selesai perjalanan, semua peserta berkumpul di sebuah Artist House. Masing-masing kelompok menuliskan temuan dan masalah yang mereka lihat selama kegiatan berlangsung. Setelah itu, beberapa perwakilan tim maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Selama presentasi, warga lokal ikut menyaksikan pemaparan tersebut untuk ikut memberi tanggapan atas temuan para peserta.

Pada hari terakhir, para peserta diajak dalam sebuah boat trip menyusuri kanal-kanal di Bangkok yang berujung pada Sungai Chao Phraya. Selama perjalanan, ada beberapa pemberhentian yang dikunjungi seperti kuil Buddha, cafe, dan kuil Budha bercorak Tionghoa. Tidak banyak diskusi terjadi, peserta lebih asik menikmati pemandangan dan suasana sungai. Setelah beberapa jam, perjalanan perahu pun usai sekaligus sebagai penutup kegiatan workshop di Bangkok. (*)


Fanny Azzahra, mahasiswa MBKM Hubungan Internasional di SEANNET Songgoriti, Batu.

Febrina Prabarani, mahasiswa MBKM Hubungan Internasional di SEANNET Songgoriti, Batu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *