Pertemuan kedua dari rangkaian Salon Eutenika kali ini akan membahas berbagai ragam respons warga terdampak lumpur Lapindo terhadap reruntuhan yang ditinggalkan ole kerja operasional kapitalisme dalam kegagalan ekstraksi gas. Kehancuran ruang hidup warga terdampak memproduksi akumulasi penderitaan (accumulation of misery). Kisah-kisah warg memberikan gambaran bahwa akumulasi penderitaan dapat menciptakan reaksi yang berbeda. Pada suatu kisah kita menangkap penaklukan dan kegetiran hidup paska bencana dan pada kisah lainnya kita melihat bagaimana warga bangkit melakukan resistensi dalam ruang hidup mereka. Salah satu pemaknaan warga terdampak adalah mengartikulasikan kembali memori anti-kolonial yang tersimpan dalam sejarah lokal Porong dan Jawa Timur. Artikulasi anti-kolonial warga ini berusaha menempatkan konteks relasi kolonial masa lampau dalam hubungan perusahaan dan negara. Bahwa meskipun kita telah merdeka jejak relasi kolonial tidak serta-merta pudar dan menghilang. Reruntuhan akibat relasi eksploitatif kapital di masa lampau menjadi landasan infrastruktur bagi bencana kapitalisme saat ini dan relasi kekuasaan yang ada.
Fathun Karib, PhD, State University of New York (SUNY), Binghamton, NY
Siti Maemunah, University of Passau/JATAM
Ki Bagus, JATAM