Senin, 30 November 2020, 18.00-19.30 WIB via Zoom meeting .
Informasi: info@eutenika.org
Teknologi nuklir bukan hal baru untuk Indonesia. Sejak 1954, sejumlah pakar Indonesia sudah melakukan analisis risiko nuklir. Di era Perang Dingin tersebut, Amerika Serikat melakukan percobaan bom atom di laut Pasifik yang menyebabkan pemerintahan Sukarno memerintahkan para pakar Indonesia untuk meneliti dampaknya pada wilayah Indonesia. Hasil penelitian tersebut tidak hanya memberikan kesimpulan bahwa tidak ada dampak buruk radioaktif terhadap wilayah Indonesia, tetapi juga merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk membuat Lembaga Tenaga Atom (LTA), embrio dari Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN). Menariknya, dalam perkembangan lebih lanjut persepsi risiko juga yang menjadi pemicu penolakan publik terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang didukung BATAN di Muria, Jawa Tengah. Diskusi ini akan menelaah pentingnya menempatkan pemahaman risiko dalam konteks sosial-budaya untuk pengembangan teknologi nuklir dan begitu juga teknologi lainnya.
Pratama Yudha Pradheksa
Pratama Yudha Pradheksa merupakan co-founder Perkumpulan Peneliti Eutenika yang juga mengajar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan menjadi konsultan analisis risiko untuk swasta. Yudha memperoleh gelar Master of Science dari jurusan Science and Technology Studies (STS), Virginia Tech dan anggota Nuclear Proliferation International History Project, Wilson Center.