Selasa, 8 September 2020, 13.00-15.30 WIB, hibrid.
Genta M. Rozalinna (Universitas Brawijaya, Malang)
Narahubung: 082143180355 (WA) atau info@eutenika.org.
Tahun ini, Hari Literasi Internasional (8 September 2020) kita peringati di tengah situasi wabah COVID-19 yang melanda penduduk bumi. Selain wabah itu sendiri, atau dikenal dengan pandemi, kita juga menghadapi infodemi. Kita menghadapi krisis ganda. Pandemi telah memaksa kita untuk menutup tempat-tempat umum atau kegiatan yang berpotensi memunculkan kerumunan manusia, termasuk perpustakaan komunitas.
Saat ini, masih banyak perpustakaan komunitas atau taman baca masyarakat yang menutup gerainya. Beberapa mencoba memanfaatkan teknologi digital untuk tetap melayani kebutuhan literasi warga.
Perkumpulan Eutenika mengelola perpustakaan komunitas Heterotopie LibTeracy yang terletak di kawasan kampung padat huni di Malang selatan. Kami menghadapi dilema dalam mengelola Heterotopie.
Pada satu sisi, kami dihadapkan pada sebuah fakta bahwa tingginya tingkat persebaran COVID-19 di wilayah kota Malang. Dibandingkan dengan wilayah lain di Jawa Timur, tingkat kematian akibat COVID-19 di Malang adalah yang paling tinggi. Kampus-kampus dan sekolah-sekolah masih menerapkan belajar dari rumah untuk mengantisipasi persebaran COVID-19.
Pada sisi lain, adanya permintaan dari warga sekitar, yang rata-rata adalah kelas menengah ke bawah, akan adanya sebuah ruang alternatif bagi anak-anak mereka untuk belajar.
Kita menjumpai fakta bahwa tidak semua orangtua memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni untuk memandu anak-anaknya untuk belajar dari rumah. Belum lagi, kemampuan untuk memantau penggunaan gawai yang terhubung dengan internet dari anak-anaknya. Tidak sedikit anak-anak yang menghabiskan waktunya mengikuti permainan-permainan daring.
Diskusi ini bermaksud untuk mendiskusikan beberapa hal: