Rabu, 26 Agustus 2020, 13.00-15.30 WIB via Zoom meeting
Aris Ananta (Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia)
Yuventia Prisca (Bina Nusantara University)
Salah satu yang dilihat banyak pihak sebagai tawaran bagi pembangunan ekonomi adalah gagasan yang disampaikan Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, tentang keadilan ekonomi akan tercapai ketika tersedia semakin banyak pilihan model ekonomi dalam masyarakat. Itu adalah salah satu sumbangan besar Sen pada teori tentang keadilan melalui pembangunan.
Mengambil momentum peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, yang diperingati di tengah pandemi Covid19 dan krisis sosial-ekonomi, Perkumpulan Eutenika hendak mengajak publik untuk membicarakan tentang keadilan ekonomi. Dialog ini bermaksud menelusuri gagasan filosofis tentang kemerdekaan dan keadilan dari perspektif ekonomi, khususnya dari pandangan Amartya Sen.
Selama ini, kita hanya dikenalkan dalam logika “ekonomi” yang telah direduksi secara luar biasa menjadi sebatas kegiatan akumulasi modal, atau dalam bahasa buku pelajaran di bangku sekolah, “dengan modal sekecil-kecilnya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya”. Padahal, ekonomi juga melihat pada kegiatan produksi, pertukaran, distribusi, dan konsumsi dari barang dan jasa. Sementara itu, secara sederhana, “kemerdekaan ekonomi” (economic freedom) dapat dipahami sebagai kemampuan masyarakat untuk melakukan pemenuhan kebutuhannya dengan bebas.
Spektrum pendapat tentang “kemerdekaan ekonomi” mengayun pada dua kubu. Satu kubu adalah tradisi liberal yang menekankan keberadaan pasar bebas, perdagangan bebas dan kepemilikan pribadi di bawah prinsip usaha bebas. Pada kubu lain, tradisi kesejahteraan (welfare) yang membuka ragam cara bagi pemenuhan kesejahteraan penduduk. Salah satu yang menambah kompleksitas adalah realitas “rantai pasokan global.” Kapitalisme global telah membuat semakin banyak negara-bangsa semakin terkait satu sama lain dalam hal pemenuhan kebutuhan bersama. Realitas ini memunculkan pertanyaan besar bagi pengelola negara-bangsa dan juga penduduk di seluruh dunia tentang “kedaulatan ekonomi” (economic sovereignty).
Beberapa pertanyaan dasar yang hendak dibahas dalam dialog, antara lain:
Waktu | Kegiatan |
---|---|
12.30 – 13.00 | Registrasi peserta di Zoom |
13.00 – 13.15 | Pembukaan: sambutan singkat, perkenalan (narasumber & pemandu) |
13.15 – 14.00 | Dialog bersama Aris Ananta dipandu oleh Yuventia Prisca Kalumbang |
14.00 – 15.25 | Tanya-jawab bersama peserta |
15.25 – 15.30 | Penutup |