Rabu, 15 Juli 2020, 13.30-17.00 WIB via Zoom.
Transkrip Webinar bisa diunduh di sini.
Sebulan sebelum mengumumkan pandemi global Covid-19, WHO menyatakan “infodemi” sebagai sebuah bencana global. Segala upaya untuk mengatasi pandemi menjadi semakin rumit karena luberan informasi tentang penyakit meluap dan berputar melalui beragam kanal media, yang banyak dari informasi itu keliru.
Krisis Covid-19 ini mengajak kita untuk memeriksa ulang strategi dan budaya komunikasi kesehatan yang selama ini dilakukan. Kegiatan ini akan penting bukan hanya untuk menjamin pendistribusian informasi yang valid, tapi juga membangun kapasitas dan kepercayaan untuk menyintas bersama krisis yang melanda. Belajar dari pengalaman wabah sebelumnya, seperti SARS, MERS, AIDS dan masih banyak lain, hal unik yang tengah kita hadapi ini adalah sebuah fakta bahwa komunikasi kesehatan dan Sains terjadi di era Internet, media sosial dan berita palsu. Persoalan ketiadaan informasi yang akurat harus berhadapan dengan “terlalu banyak” misinformasi dan disinformasi di masyarakat yang bertemu dengan “habitus informasi” yang buruk.
Melihat fenomena tersebut, kami tertarik untuk mengadakan Webinar untuk membahas bagaimana pemerintah dan masyarakat Indonesia menyikapi infodemi. Beberapa pertanyaan yang hendak kami bahas, antara lain: Apa saja persoalan-persoalan struktural yang mendorong terjadinya infodemi? Apa saja akar-akar kultural dalam komunikasi kesehatan selama ini yang menjadi basis bagi infodemi? Apa saja langkah struktural dan kultural yang dapat dilakukan untuk mengatasi infodemi kali ini? Apakah strategi komunikasi krisis kesehatan yang dilakukan pemerintah telah cukup efektif untuk mengatasi krisis kepercayaan warga terhadap kapasitas pemerintah mengatasi pandemi kali ini?
Moderator: Desi Dwi Prianti (Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Brawijaya)
Perkumpulan Peneliti Eutenika; Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Brawijaya; Pusat Studi Budaya dan Laman Batas (CCFS), LPPM, Universitas Brawijaya.
Transkrip Webinar bisa diunduh di sini.